wong akeh sing pinter muni tapi kelakuane koyo asu

WordLinx - Low Cost Traffic
Latest News

Gara-gara Gempa, Ingin Pindah dari Lantai 20 Apartemen

Sabtu, 23 Januari 2010 , Posted by fariz dot com at 01.40

Jakarta - Mereka yang berada di ketinggian apartemen tentulah yang paling bisa merasakan kuatnya gempa 7 SR Kamis (9/8/2007) dinihari. Bahkan ada yang ingin pindah ke lantai yang lebih rendah setelah peristiwa alam yang menegangkan ini. Berikut kisah-kisah pada pembaca detikcom: Vera Viji Theresia T Saya penghuni apartemen Wisma Gading Permai di lantai 20. Ketika gempa terjadi saya baru tertidur sekitar 20 menit, tiba-tiba dari lantai atas terdengar suara gemuruh seperti suara orang berlarian. Saya jadi terbangun dan kaget, tapi belum "ngeh" kalau ada gempa. Saya sempat kesal juga, saya pikir ada orang yang lari-lari di lantai atas pas tengah malam. Tapi kemudian terasa goncangan keras, sampai tempat tidur saya bergeser saya langsung panik dan terdengar pintu diketuk keras sekali oleh penghuni di depan unit saya. Buru-buru saya menyambar dompet dan ikut berlarian keluar dari unit saya ternyata ornag-orang sudah pada panik turun lewat tangga darurat. Rasanya kaki lemas dan badan gemetaran sekali, sampai saya terjatuh di tangga karena kaki saya terasa lemas. Sampai di lantai 1, saya segera bergabung dengan yang lainnya di taman. Ternyata banyak sekali penghuni apartemen yang sudah "diamankan" di sana.Semuanya pucat pasi, bahkan ada yang turun sudah lengkap membawa koper dorong segala. Setelah menunggu sekitar 30 menit, seluruh penghuni dipersilakan naik kembali. Tapi saya tidak berani, takut akan ada gempa susulan. Saya pergi ke rumah teman yang ada di sekitar apartemen untuk mencari aman. Gempa kali ini sungguh sangat terasa sekali guncangannya bikin saya jadi trauma dan berpikir mau pindah saja dari lantai 20. Ikh seremmm...!! NiningGempa yang terjadi semalam memang membuat saya sekeluarga berlarian keluar rumah, dan ternyata di luar para tetangga juga sudah berada di luar. Di Giwangan Yogyakarta, tempat tinggal saya gempa terasa lumayan lama dan juga lumayan membuat orang-orang pada panik. Memang setelah gempa setahun yang lalu melanda Yogyakarta dan sekitanya, membuat orang-orang jadi lebih waspada dan tentu saja sensitif dengan getaran. Setelah menunggu di luar rumah sekitar 10 menit, saya kembali masuk rumah. Tapi dari luar ada anak kecil sebelah rumah yang bicara pada ibunya "Bu, berarti lindune ngerti, wong aku wingi kangen karo gempa koyo biyen" (Bu, berarti gempanya tahu, soalnya kemarin aku kangen gempa seperti dulu). Aku di dalam rumah geli juga...oalah Dik, gempa kok dikangeni... Gunawan WibisonoSebagai warga Yogya, setahun pertama pasca gempa 27 Mei 2006 merasakan goyangan gempa sudah tidak membuat heran. Namun gempa semalam di Indramayu sempat membuat keder juga, lantaran goyangan dirasakan di Yogya cukup keras juga cukup lama. Waktu itu saya baru saja mematikan komputer dan baru nonton tv. Begitu merasakan goyangan yang tidak kunjung selesai segera saya bangunkan isteri dan spontan istri saya gendong anak kedua dan saya gendong anak pertama. Yah maklum peristiwa 27 Mei 2006 nyaris merenggut dua buah hati yang masih balita, jadi bagaimanapun juga trauma masih ada. Setelah semua berlindung di bawah pohon mangga, segera saya cek tower internet dan bangunan rumah yang renovasinya sejak gempa setahun lalu sampai sekarang belum kunjung selesai. Setelah semua aman segera saya buka detikcom dan ternyata perkiraan pusat gempa dan kekuatannya sudah bisa diketahui. Saya kira di Bantul lagi e... ternyata di Indramayu. Sugeng, Banguntapan, BantulWah, semua orang di tempatku keluar rumah. Termasuk saya, istri, dan anakku yang baru berumur 3 bulan. Kami benar-benar trauma setelah kejadian 27 Mei 2006 lalu. Makanya kami semua langsung keluar semua. Saya nggak sempat ingat ternyata saya hanya sarungan saja. Begitu terasa gempa saya langsung nangkap anak keluar, ehhhhh ternyata sarung saya jatuh. Dan hasilnya saya ......untung di luar halaman hanya istri saya... Irfan Yusuf, Pejaten Ketika terjadi gempa di Jakarta tadi malam, saya baru menyelesaikan editing foto untuk 2 orng klien saya, mereka orang Arab yang dengan setia menunggu saya menyelesaikan pekerjaaan. Maka ketika terjadi gempa, spontan mereka berteriak-teriak meracau dalam bahasa Arabnya, sambil berlari keluar ruangan. Mereka sedikit berdebat tentang apa yang terjadi dan tentu saja berteriak gempa dalam bahasa Arabnya. Saya sendiri pun dengan tenang berjalan keluar ruangan, sambil menahan geli melihat ekpresi kedua orang Arab itu. Johan WahyudiDi Pacitan tepatnya di Desa Purworejo saya juga merasakan adanya gempa (00:15 WIB) yang menurut saya gempa kali ini getarannya lebih hebat dari gempa-gempa yang pernah terjadi. Saat kejadian saya lagi di depan komputer ngerjain tugas kantor. Kalau ngk salah semalam ada dua getaran yang pertama kecil kemudian yang kedua agak besar. Warga membunyikan kentongan dan semua orang keluar semua. Alhamdullillah, semua selamat. 30 Menit setelah kejadian saya lihat komputer saya dan konek ke internet langsung buka detikcom dan ada berita gempa 7 SR pusat di Indramayu. Hery Hernawan Gempa pada dinihari tadi malam menyisakan trauma yang berkepanjangan. Bagaimana tidak? belum selesai trauma setahun yang lalu, sekarang gempa besar muncul lagi. Saya bekerja di perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan tinggal di kampung wilayah lereng gunung Merapi, di mana setahun lalu merasakan dahsyatnya gempa di wilayah Bantul, Yogyakarta. Tadi malam sekitar pukul 00.03 WIB terjadi gempa yang menurut orang-orang yang tinggal di wilayah Yogyakarta terasa besar dengan durasi waktu yang panjang. Waktu itu saya sedang duduk-duduk di teras rumah kami, anak-anak saya sudah "nglempus" tidur di kamarnya. Sedang istri saya sudah mulai mimpi dengan bantal-gulingnya. Seolah tak percaya, tiba-tiba kayu yang ada di depan rumah kami jatuh dengan suara brrakk. Saya pikir kucing berkelahi. Setelah itu lampu padam dan terdengar teriakan "lindu.....lindu........" (dalam bahasa Jawa artinya gempa) dan seketika saya membangunkan seisi rumah dengan teriakan sama. Dengan cekatan saya angkat anak saya dan setelah di luar rumah dalam kegelapan kami berkumpul, dan ternyata sudah banyak warga kampung yang berada di luar. Tanpa dikomando, sebagian warga memukul kentongan keras-keras dan saling bersahutan agar warga bangun. Sampai pagi ini masih banyak warga dikampung saya yang masih tidur di teras luar rumah masing-masing karena trauma dengan gempa setahun yang lalu. Dan akibatnya saya ngantuk di kantor. Yongky, Bogor Gempa dinihari semalam juga saya rasakan di Bogor. Lampu gantung ikut bergoyang dan air bak mandi kelihatan beriak. Sekitar beberapa detik kami rasakan sekeluarga, dan setelah kami nonton TV memang telah terjadi gempa, sempat panik juga sebentar. Tania T Di daerahku daerah Wedomartani Sleman Yogyakarta, terasa gempa kecil namun cukup panjang. Dan waktu gempa semalam, aku sedang mendownload film animasi di rumah. Kebetulan waktu itu aku berada di kamar bersama ibuku yang sudah tertidur kemudian tiba-tiba monitor bergoyang. Karena meja komputer berdempetan dengan dipan, saat itu kupikir ibuku menggerakkan badannya dan aku tidak memikirkan hal yang lainnya. Aku mencoba tenang dan memastikan bahwa goyangan itu memang karena ibuku. Namun ibuku tiba-tiba terbangun dan berteriak "Gempa" dan menyuruhku keluar sambil bertanya, "Mbak mana, mbak mana". Dalam keadaan panik sambil mencari mbak, akhirnya aku jawab "Mbak udah di luar." Dan ternyata di luar sudah banyak tetanggaku yang berhamburan keluar dan ada warga kampung yang memukul-mukul tiang untuk menandakan keadaan gawat. Setelah itu beberapa saat gempa tidak terasa dan selama 15 menit kami mencoba menunggu di luar. Saking tegangnya tiba-tiba badanku menggigil kedinginan luar biasa. Padahal kalau dirasa udara saat itu cukup normal. Dan memalukan lagi, mungkin saking takutnya, aku tidak sengaja kentut. itu membuat ibuku dan beberapa yang mendengar tertawa. Yah mungkin disebabkan trauma gempa yang lalu. Walau pikiranku berusaha santai, ternyata tubuhku tidak bisa diajak kompromi. hehehe... Lilis, Yogyakarta Saya tinggal di Perumahan Jambusari. Ketika gempa saya baru bisa tidur, tiba-tiba saya merasa goyang. Saya memang masih trauma dengan gempa sejak kejadian Mei 2006. Dalam hati saya berpikiran "Wah Yogya gempa lagi", tapi saya berusaha tenang walaupun takut juga.

Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Posting Komentar