Lilik Nekat Jual Tubuh untuk Menutup Ekonomi Keluarga
Surabaya - Perekonomian yang melilit keluarga dan diperparah dengan ditinggalkan sang suami, membuat Lilik terjun ke lembah hitam. Lilik pun nekat menjual tubuhnya untuk dinikmati pria hidung belang.
Lilik (30), warga Pacet, Mojokerto lama ditinggal sang suami yang jatuh ke pelukan wanita lain. Dia dan satu anaknya yang masih berumur 2 tahun ditelantarkan sang suami. Karena bingung tidak punya pekerjaan lain, Lilik akhirnya nekat merantau ke Surabaya dan terjerumus ke dunia lembah hitam.
"Sejak dua bulan ini saya terpaksa bekerja seperti ini (PSK) untuk membiayai anak dan keluarga saya di desa," kata Lilik di Mapolsek Genteng Jalan Ambengan, Surabaya, Rabu (17/12/2008).
Setiap malam, dirinya bersama lima rekan seprofesinya turun di tengah kegelapan malam dan menjajakan dirinya ke pria hidung belang di kawasan Jalan Kaca Piring.
Setiap hari, pendapatan yang dia peroleh tidak tetap. Kadang kala mendapatkan Rp 50 ribu, dan paling banyak Rp 100 ribu per malam. "Nggak mesti mas, kadang ada yang memberi Rp 40 ribu, Rp 50 ribu. Setiap malam kadang saya melayani satu atau dua orang," tuturnya.
Lilik melakukannya itu karena tuntutan ekonomi. Ia pun tidak berani beroperasi di kawasan wisata Pacet Mojokerto, maupun Tretes Pasuruan yang dikenal banyak PSK-nya, karena takut kepergok orang di kampungnya. "Saya beralasan ke keluarga kalau saya bekerja di pertokoan," tuturnya.
Namun, pekerjaan hina yang dilakukannya akhirnya berujung kepolisi. Karena saat 'bekerja' pada Selasa malam (16/12/2008) kemarin, Lilik bersama lima rekan seprofesinya, Siti Mariyam (31), Yulianingsih (30), Ira (26), Yuliati (23) dan Jamilah (38), terjaring razia petugas Polsek Genteng.
"Operasi ini rutin kami lakukan. Mereka yang terjaring selain mendapatkan pembinaan dari kami, juga dikenakan tipiring (tindak pidana ringan)," kata Kapolsek Genteng AKP Dolly A Primanto.

Currently have 0 komentar: